Sebagai kepulauan yang terletak di wilayah utara Pulau Jawa, Karimunjawa mempunyai gugusan kepulauan yang terdiri berasal dari 22 pulau dengan total luas wilayah yaitu seluas 111,625 ha yang terdiri atas daratan pulau dan perairan di sekitarnya. Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut lewat Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan No.123/.Kpts-II/1986, yang diubah jadi Taman Nasional Karimunjawa terhadap tahun 2011. Dan ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan lewat Surat Keputusan Kementerian Kehutanan No. 74/Kpts-II/2001.

Keanekaragaman biodiversitas jadi faktor utama di dalam pengembangan kawasan pariwisata. Biodiversitas berbagai model terumbu karang, lamun, dan mangrove yang terdapat di Kepulauan Karimunjawa mengindikasikan bahwa Kepulauan Karimunjawa bisa menambahkan nuansa baru di dalam bet 10 berwisata di pulau kecil. Pengembangan kegiatan ekowisata di kepulauan Karimunjawa dikerjakan lewat pemakaian sumber daya alam pesisir yang jadi tinggi supaya diperlukan Batasan pemakaian sumber daya supaya tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan. Pengembangan berbagai objek wisata di Kepulauan Karimunjawa termasuk mesti mencermati berbagai parameter fisik supaya sesuai dengan kebolehan lahan dan tidak melampaui daya dukung lingkungannya.

Taman Nasional Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa yang mempunyai tugas utama untuk mengelola ekosistem lingkungan supaya terlindung berasal dari kasus yang bisa mengganggu kelestarian ekosistem laut Karimunjawa seperti overfishing dan penjangkaran tongkang batu bara di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

Untuk membantu potensi wisatanya, Karimunjawa termasuk mempunyai penangkaran Hiu, Pantai Anora, Pulau Cemara Besar, Bukit Joko Tuwo, Pulau Geleang, Pulau Tengah, Pulau Sintok, Wisata Religi Makam Sunan Nyamplungan, Spot Maer Nyamplungan, Pantai Batu Putih, Alun-alun, Pantai Barakuda, Pantai Nirwana, Bakololo, Karimunjawa Butterfly Park, Pulau Gosong, Kampung Bugis Karimunjawa, Pantai Ujung Batu Lawang, Dermaga Mrican, Mangrove Tracking sepanjang dua kilometer, Pulau Cemara Kecil, Pulau Cilik, Pulau Gelang, Pulau Menjangan Kecil, Pantai Legon Lele, Pantai Ujung Gelam, Pulau Menjangan Besar, Pantai Bobi, Pantai Pancoran, Love Hill, dan Pantai Batu Topeng sebagai pesona utama wisata kepulauan yang bisa dibuka berasal dari Jepara ini.

Kepulauan Karimunjawa termasuk merupakan taman nasional yang kaya terumbu karang, rumput laut, hutan bakau, hutan pantai dan hutan hujan tropis dataran rendah. Kawasan ini merupakan tempat tinggal bagi tiga model penyu dan hampir 400 spesies fauna laut, termasuk ratusan ikan hias. Sejak lama, Karimunjawa telah jadi salah satu target wisata paling populer di Indonesia.

Pengembangan wilayah pesisir sendiri bisa dikerjakan lewat berbagai sektor, baik sektor industri, interaksi antar penduduk di wilayah pesisir, peningkatan mutu hidup dan pendidikan serta bantuan lingkungan pesisir yang terdiri berasal dari wilayah daratan di pantai dan wilayah perairan yang mencakup kehidupan dan ekosistem bawah lautnya yang salah satunya bisa membantu terciptanya potensi pariwisata alam.

Perlindungan terhadap ekosistem dan wilayah pesisir jadi salah satu hal krusial mengingat tingginya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia selagi ini. Pengembangan wilayah pesisir kedepannya termasuk mesti mencermati kelestarian lingkungan, keberadaan pabrik-pabrik dan kegiatan industri di wilayah pesisir sendiri sedikit banyak menyumbang kerusakan bagi lingkungan. Limbah-limbah yang dihasilkan dan tindak perusakan lingkungan lainnya bisa mematikan ekosistem pesisir tersebut.

Dalam hal ini, Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla pernah berpesan, “Kita mesti melindungi kapasitas laut dan menambah sumber daya alam pesisir. Selama ini nelayan mempunyai masalah, dikarenakan tidak mempunyai sumber dana, maka SDM pesisir mesti bisa melindungi dan melindungi lingkungannya,” di dalam acara Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference dengan tema “Sustainable Life for Our Ocean” di Jakarta 2019 lalu. Peran serta penduduk pesisir termasuk amat diperlukan untuk melindungi kelestarian wilayah pesisir supaya ekosistem yang ada didalamnya bisa terus terlindungi.

Kepulauan Karimunjawa termasuk populer bakal keindahan terumbu karangnya. Kehidupan laut yang indah dengan tingkat kerapatan karang yang masih amat bagus, apalagi lebih baik dibanding dengan terumbu karang di Raja Ampat.

Berkembangnya pariwisata di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa jadi angin fresh bagi kehidupan penduduk pesisir Karimunjawa. Dengan banyaknya wisatawan yang mampir baik berasal dari wisatawan nasional maupun wisatawan mancanegara yang mampir untuk nikmati keindahan Taman Nasional Karimunjawa mendatangkan peluang dan mata pencaharian baru bagi penduduk di sekitar. Kelestarian lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa sudah pasti jadi fokus utama bagi penduduk di wilayah pesisirnya, mengingat para wisatawan mampir mampir untuk nikmati keindahan alam di Karimunjawa.

Sayangnya, keindahan itu sekarang ini terusik oleh kegiatan kapal tugboat dan tongkang pengangkut batu bara. Kapal-kapal berikut seringkali lakukan penjangkaran di Kawasan Karimunjawa. Dalam perjalanannya, banyak kasus yang ditemui kapal pengangkut batu bara tersebut, mesin yang rusak, bahan bakar yang habis, maupun rintangan cuaca seringkali jadi alasan yang membawa dampak kapal-kapal berikut butuh perairan yang tenang untuk lakukan penghentian dan turunkan jangkar, Perairan yang relatif tenang di Kawasan Karimunjawa ini lah yang jadi tempat di mana kapal-kapal berikut memilih untuk turunkan jangkar. Bukan cuma satu, apalagi tujuh puluh kapal tongkang pernah ‘terparkir’ di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

Adanya kapal tongkang pengangkut batu bara ini mengancam kelestarian terumbu karang Taman Nasional Karimunjawa. Kerusakan terumbu karang yang terjadi ini sudah pasti jadi hal yang merugikan bagi ekosistem laut Karimunjawa dikarenakan hilangnya fungsi terumbu karang sebagai habitat biota laut. Dengan demikian, kerusakan terumbu karang berikut sudah pasti bakal mengganggu keberlangsungan hidup biota laut dan kurangi keanekaragaman laut Karimunjawa.

Dengan tingkat kerusakan terumbu karang di Karimunjawa akibat ada perusakan lingkungan baik oleh nelayan yang masih nakal maupun kapal tongkang batu bara yang lakukan penjangkaran di Taman Nasional Karimunjawa apalagi telah capai 26 persen, supaya untuk memulihkan hingga 100 prosen terhadap setiap meter persegi kerusakan diperlukan selagi sekitar 65 tahun lamanya. Disampaikan slot garansi oleh Munasik, seorang Pakar Ekologi Terumbu Karang, nilai kerugian ekosistem terumbu karang di TN Karimunjawa adalah Rp12.245.419 per meter persegi . berdasarkan GDP nasional tahun 2012. Besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan ekosistem karang, pihaknya menyarankan pemerintah supaya menjadikan nilai/harga ekosistem nasional sebagai salah satu variabel penghitungan kerugian kerusakan lingkungan hidup

Disisi lain keberadaan kapal tongkang batu bara ini sendiri tidak bisa dihindarkan, mengingat keperluan penduduk yang amat tinggi terhadap listrik. Melimpahnya batu bara di Indonesia menjadikan pemakaian batu bara sebagai primadona sumber daya pembangkit listrik dikarenakan harganya yang lebih murah supaya bisa menekan ongkos produksi. Tambang-tambang batu bara termasuk tersebar di wilayah Kalimantan, Sumatera dan Papua. Batu bara berasal dari tambang-tambang berikut sesudah itu dikirim menuju PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang termasuk banyak terdapat di Pulau Jawa.

Agar supply batu bara bagi PLTU selamanya terjadi dengan selamanya melindungi terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa diperlukan usaha untuk mengalihkan urutan pelayaran berasal dari kapal-kapal tongkang batu bara tersebut.

Algoritma A* (A star) merupakan salah satu model penentuan rute yang studinya telah pernah dikerjakan untuk memilih pengalihan rute tongkang batu bara di karimunjawa. Algoritma A Star yang termasuk golongan informed search algorithm yang merupakan algoritma pencarian rute terpendek dengan mengkombinasikan fungsi jarak dan fungsi heuristic berasal dari sebuah penelusuran.

Algortima yang ditemukan oleh Nils Nilsson, Peter Hart, dan Bertram Raphael berasal dari Stanford Research Institute ini dipublikasikan pertama kali terhadap tahun 1968. Algoritma A* termasuk bisa diterapkan terhadap graf berbobot dikarenakan A* butuh fungsi jarak dan fungsi heuristic yang didapat berasal dari bobot sisi. Algoritma A* diformulasikan atas fungsi jarak ditambahkan dengan fungsi heuristic untuk mendapatkan ongkos optimum berasal dari titik awal hingga hingga terhadap tujuan. Fungsi heuristic ini sendiri adalah nilai perkiraan untuk sebuah simpul capai simpul tujuan, jadi baik atau jadi buruk. Dengan rumusan :

F(x) = g (x) + h(x)

Dimana g(x) merupakan jarak atau cost, dan h(x) merupakan fungsi heuristik yaitu perkiraan untuk sebuah simpul terhadap kecenderungannya mendekati titik tujuan. Terlihat bahwa nilai berasal dari formula algoritma A* adalah penjumlahan ongkos dan fungsi heuristiknya. Nilai formula inilah yang nantinya digunakan untuk memilih simpul berasal dari masalah rute tersebut.

Pencarian rute terpendek dengan algoritma A* dirancang untuk bisa mengarah terhadap titik tujuan, seperti terhadap gambar berikut;

Algoritma A* lebih efektif dan efektif di dalam memilih rute terpendek berasal dari suatu simpul. Hal ini terjadi dikarenakan dampak berasal dari fungsi heuristik yang membawa dampak algoritma A* tidak mesti menelusuri simpul yang relatif menjauhkan tujuan. Pengaplikasian Algoritma A* untuk memilih jalur pelayaran tongkang batu bara supaya tidak mengakibatkan kerusakan terumbu karang dan kelestarian ekosistem lingkungan di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa dikerjakan di dalam sebagian step yaitu persiapan rute kapal tongkang dengan memodelkan rute di dalam wujud graf yang menunjukkan titik-titik Pelabuhan tempat kapal tongkang batu bara berikut berangkat untuk mengantarkan muatannya menuju PLTU di Pulau Jawa, dan sebaran PLTU yang bakal terima kapal-kapal tongkang batu bara berikut di daerah-daerah sekitar Taman Nasional Karimunjawa.

Algoritma A* mengalihkan rute kapal tongkang batu bara jadi mengitari Kawasan Taman Nasional Karimunjawa untuk menuju PLTU Batang, Mengambil rute segera menuju PLTU Tanjung Jati dan PLTU Rembang lewat perairan Rembang.

Penerapan pengalihan urutan pelayaran ini amat diperlukan untuk bisa selesaikan kasus kerusakan terumbu karang di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Kedepannya termasuk mesti ditetapkan keputusan yang melarang kapal-kapal tongkang batubara berikut untuk lakukan penjangkaran dan melintas di perairan Karimunjawa, untuk melindungi ekosistem lingkungan dan slot bet 200 pesisir Kawasan Taman Nasional Karimunjawa.